Rabu, 05 Juni 2013

Sejarah Eropa Kontemporer

Keadaan Yugoslavia setelah Perang Dingin


              Fase pasca Perang Dingin, hampir di seluruh dunia mengalami peperangan antar etnis. Di Eropa sebagai contoh adalah masalah Kroasia melawan Federal Serbia di Yugoslavia. Peperangan ini membawa Eropa kembali dalam perang saudara. Memang sudah lama Eropa tidak mengalami perang saudara yakni sejak tahun 1930 saat kelompok Republik Spanyol memberontak melawan pemerintahan Fasis.

              Yugoslavia sejak tahun 1945 merupakan Republik Federasi yang terdiri dari enam Republik dan dua propinsi, yaitu :Slovania, Kroasia, Bosnia- Herzegovina, Serbia, Montenegro, Macedonia. Dan dua propinsi yaitu Kosovo dan Vojvodina.

                  Yugoslavia dimasa Josef Broz Tito, sekalipun terpecah dalam beberapa republik dan propinsi masih dalam keadaan relatif stabil dan utuh. Pada tahun 1972 di Yugoslavia terjadi gerakan separatism. Kegagalan itu dapat dicari pada banyaknya kelompok etnik dengan berbagai agama yang saling bertentangan. Etnis Serbia sendiri paling besar 36,30%, Kroasia 19,7%, Muslim Bosnia 8,9% dan Slovenia 7,7%. Disamping itu, Serbia mempunyai wilayah yang paling besar dengan jumlah penduduk sekitar 8.860.000. Penduduk Serbia banyak berdiam di Negara Bosnia, Kroasia, Slovenia di mana mereka hidup sebagai minoritas, namun kekuatan ekonomi ada pada tangan mereka. Hal ini salah satu sebab sulitnya Tito membangun Nasionalisme Yugoslavia. Perbedaan agama yang saling bertentangan merupakan faktor yang menentukan terhadap sulitnya pembentukan nasionalisme Yugoslavia. Keutuhan Yugoslavia selama pemerintahan Tito adalah kewibawaan kepemimpinannya serta diperkuat dengan pemerintahan tangan besi dengan dasar komunisme. Tetapi setelah Tito meninggal dunia, maka kembali terjadi perpecahan.
Dibawah kepemimpinan Tito selama kurang lebih 35 tahun, Yugoslavia menjadi Negara kesatuan dengan mengabaikan kesukuan. Di banding Negara- Negara komunis lainnya, dikawasan Eropa Timur, Yugoslavia dibawah pimpinan Tito menjadi Negara yang maju dan mempunyai masa depan yang cerah. Tapi sejak Tito wafat Negara tersebut kembali mengalami perpecahan seperti yang terjadi dewasa ini. Bahkan banyak para pemimpin terutama dari Serbia ingin menghapus sejarah Tito.

Bila disimpulkan perpecahan-perpecahan yang terjadi di Yugoslavia antara lain :
1.    Tidak adanya Man Power setelah Joseph Broztito sehingga sentimen etnis yang selama ini dapat diredam, kembali timbul lagi.
2.    Jatuhnya ideologi komunis baik di Eropa Timur maupun di Uni Soviet turut mendorong perpecahan di Yugoslavia.
3.    Dendam Presiden Slobodan Milosevic (etnis Serbia) terhadap perlakuan Tito semasa dulu di mana etnis Serbia merasa ditelantarkan.
    
             Perubahan Yugoslavia berupa pemisahan- pemisahan Negara- Negara federasi Slovenia, Kroasia dan Macedonia, walaupun terjadi pertikaian namun tidak berjalan alot seperti yang terjadi pada Negara federasi lainnya, yakni Bosnia- Herzegovina. Pemisahan Bosnia- Herzegovina justru amat rumit. Perang saudarayang berakibat pembunuhan- pembunuhan massal yang dilakukan etnis Serbia pada penduduk Bosnia- Herzegovina yang mayoritas muslim, lebih cenderung menyerupai perang agama. Sebabnya tidak lain adalah karena Serbia dan Montenegro sebagai Republik yang paling besar dan mendominasi militer Negara federal, tidak mengijinkan Yugoslavia terpecah- pecah. Sebab lainnya adalah wilayah Bosnia- Herzegovina adalah wilayah yang subur, sebaliknya wilayah Serbia dan Montenegro tidak subur. Disamping masalah etnis yang memang sudah lama kronis pendorong konflik- konflik Yugoslavia.

                  Sebagai Negara Eropa Timur yang walaupun menganut sistem Sosialisme tapi tidak berkiblat ke Uni Soviet, perubahan yang terjadi di Negara tersebut sukar diselesaikan. Apalagi pembantaian yang dilakukan Serbia terhadap penduduk Bosnia- Herzegovina dianggap melebihi NAZI dalam Perang Dunia II, telah menimbulkan protes dunia Internasional, khususnya yang datang dari Negara- Negara Islam. Tekanan terhadap Serbia dengan cara mengeluarkannya dalam forum PBB, Negara Serbia (Yugoslavia Baru) masih tetap melakukan pembunuhan terhadap etnis Bosnia- Herzegovina.
Persaingan etnislah yang menjadi sebab utama terjadinya perpecahan, klimaksnya pada tanggal 25 Juni 1990 Republik Slovenia dan Kroasia menyatakan kemerdekaan dengan ibukota Zagreb.. Sebelum proklamasi diadakan pemungutan suara dimana kelompok kanan yang pro kemerdekaan mengalahkan partai komunis. Keadaan semakin parah bagi Yugoslavia, pada April 1992 Bosnia- Herzegovina menyatakan kemerekaannya dengan ibukota Sarajevo. Masyarakat Eropa langsung mengakui kedaulatan kedua republik tersebut. Pertumpahan darah terjadi di kedua republik, akibat serangan besar- besaran oleh Serbia, sehingga berjatuhan korban terbesar di Eropa sejak Bencana Perang Dunia II. PBB di samping berusaha mencari perdamaian juga mengakui kedua Republik sebagai anggota PBB yang baru. Bagi Yugoslavia peristiwa ini mengakibatkan kehancuran Republik Federasi warisan Tito.

                Namun akibat adanya perpecahan menyebabkan Negara Yugoslavia kini tinggal Serbia dan Montenegro saja, pada tanggal 27 April 1992 menegakkan konstitusi baru sebagai Yugoslavia Baru. Proklamasi Republik Yugoslavia yang diumumkan oleh Beograd oleh Bogdana Levakov, pimpinan Majelis Federal Parlemen dihadiri oleh wakil- wakil dari Rusia, Cina dan beberapa Negara anggota non- blok. Tetapi Amerka Serikat dan 11 dari 12 negara anggota ME tidak mengirimkan Diplomatnya. Konstitusi baru Republik Federasi Yugoslavia disetujui oleh Parlemen Serbia dan Montenegro dan terbatas pada wilayah mereka. Ini membuktikan bahwa secara tidak langsung pengakuan atas kemerdekaan Slovenia, Kroasia, Bosnia- Herzegovina. Secara politis suatu kemenangan pasti bagi Negara Slovenia- Kroasia, Bosnia-Herzegovina sendiri.

Sumber buku :
Susanto, Dwi.dkk. 1990. Perubahan Politik di Negara- Negara Eropa Timur. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hamidi, Rasyid. 1992. Sejarah Eropa Terbaru. Jakarta : IKIP Muhammadiyah

Hamidi, Rasyid. 2001. Lintasan Peristiwa Sejarah Eropa (500SM- Sekarang). Jakart: Uhamka Press