Rabu, 05 Juni 2013

Sejarah Eropa Kontemporer

Keadaan Yugoslavia setelah Perang Dingin


              Fase pasca Perang Dingin, hampir di seluruh dunia mengalami peperangan antar etnis. Di Eropa sebagai contoh adalah masalah Kroasia melawan Federal Serbia di Yugoslavia. Peperangan ini membawa Eropa kembali dalam perang saudara. Memang sudah lama Eropa tidak mengalami perang saudara yakni sejak tahun 1930 saat kelompok Republik Spanyol memberontak melawan pemerintahan Fasis.

              Yugoslavia sejak tahun 1945 merupakan Republik Federasi yang terdiri dari enam Republik dan dua propinsi, yaitu :Slovania, Kroasia, Bosnia- Herzegovina, Serbia, Montenegro, Macedonia. Dan dua propinsi yaitu Kosovo dan Vojvodina.

                  Yugoslavia dimasa Josef Broz Tito, sekalipun terpecah dalam beberapa republik dan propinsi masih dalam keadaan relatif stabil dan utuh. Pada tahun 1972 di Yugoslavia terjadi gerakan separatism. Kegagalan itu dapat dicari pada banyaknya kelompok etnik dengan berbagai agama yang saling bertentangan. Etnis Serbia sendiri paling besar 36,30%, Kroasia 19,7%, Muslim Bosnia 8,9% dan Slovenia 7,7%. Disamping itu, Serbia mempunyai wilayah yang paling besar dengan jumlah penduduk sekitar 8.860.000. Penduduk Serbia banyak berdiam di Negara Bosnia, Kroasia, Slovenia di mana mereka hidup sebagai minoritas, namun kekuatan ekonomi ada pada tangan mereka. Hal ini salah satu sebab sulitnya Tito membangun Nasionalisme Yugoslavia. Perbedaan agama yang saling bertentangan merupakan faktor yang menentukan terhadap sulitnya pembentukan nasionalisme Yugoslavia. Keutuhan Yugoslavia selama pemerintahan Tito adalah kewibawaan kepemimpinannya serta diperkuat dengan pemerintahan tangan besi dengan dasar komunisme. Tetapi setelah Tito meninggal dunia, maka kembali terjadi perpecahan.
Dibawah kepemimpinan Tito selama kurang lebih 35 tahun, Yugoslavia menjadi Negara kesatuan dengan mengabaikan kesukuan. Di banding Negara- Negara komunis lainnya, dikawasan Eropa Timur, Yugoslavia dibawah pimpinan Tito menjadi Negara yang maju dan mempunyai masa depan yang cerah. Tapi sejak Tito wafat Negara tersebut kembali mengalami perpecahan seperti yang terjadi dewasa ini. Bahkan banyak para pemimpin terutama dari Serbia ingin menghapus sejarah Tito.

Bila disimpulkan perpecahan-perpecahan yang terjadi di Yugoslavia antara lain :
1.    Tidak adanya Man Power setelah Joseph Broztito sehingga sentimen etnis yang selama ini dapat diredam, kembali timbul lagi.
2.    Jatuhnya ideologi komunis baik di Eropa Timur maupun di Uni Soviet turut mendorong perpecahan di Yugoslavia.
3.    Dendam Presiden Slobodan Milosevic (etnis Serbia) terhadap perlakuan Tito semasa dulu di mana etnis Serbia merasa ditelantarkan.
    
             Perubahan Yugoslavia berupa pemisahan- pemisahan Negara- Negara federasi Slovenia, Kroasia dan Macedonia, walaupun terjadi pertikaian namun tidak berjalan alot seperti yang terjadi pada Negara federasi lainnya, yakni Bosnia- Herzegovina. Pemisahan Bosnia- Herzegovina justru amat rumit. Perang saudarayang berakibat pembunuhan- pembunuhan massal yang dilakukan etnis Serbia pada penduduk Bosnia- Herzegovina yang mayoritas muslim, lebih cenderung menyerupai perang agama. Sebabnya tidak lain adalah karena Serbia dan Montenegro sebagai Republik yang paling besar dan mendominasi militer Negara federal, tidak mengijinkan Yugoslavia terpecah- pecah. Sebab lainnya adalah wilayah Bosnia- Herzegovina adalah wilayah yang subur, sebaliknya wilayah Serbia dan Montenegro tidak subur. Disamping masalah etnis yang memang sudah lama kronis pendorong konflik- konflik Yugoslavia.

                  Sebagai Negara Eropa Timur yang walaupun menganut sistem Sosialisme tapi tidak berkiblat ke Uni Soviet, perubahan yang terjadi di Negara tersebut sukar diselesaikan. Apalagi pembantaian yang dilakukan Serbia terhadap penduduk Bosnia- Herzegovina dianggap melebihi NAZI dalam Perang Dunia II, telah menimbulkan protes dunia Internasional, khususnya yang datang dari Negara- Negara Islam. Tekanan terhadap Serbia dengan cara mengeluarkannya dalam forum PBB, Negara Serbia (Yugoslavia Baru) masih tetap melakukan pembunuhan terhadap etnis Bosnia- Herzegovina.
Persaingan etnislah yang menjadi sebab utama terjadinya perpecahan, klimaksnya pada tanggal 25 Juni 1990 Republik Slovenia dan Kroasia menyatakan kemerdekaan dengan ibukota Zagreb.. Sebelum proklamasi diadakan pemungutan suara dimana kelompok kanan yang pro kemerdekaan mengalahkan partai komunis. Keadaan semakin parah bagi Yugoslavia, pada April 1992 Bosnia- Herzegovina menyatakan kemerekaannya dengan ibukota Sarajevo. Masyarakat Eropa langsung mengakui kedaulatan kedua republik tersebut. Pertumpahan darah terjadi di kedua republik, akibat serangan besar- besaran oleh Serbia, sehingga berjatuhan korban terbesar di Eropa sejak Bencana Perang Dunia II. PBB di samping berusaha mencari perdamaian juga mengakui kedua Republik sebagai anggota PBB yang baru. Bagi Yugoslavia peristiwa ini mengakibatkan kehancuran Republik Federasi warisan Tito.

                Namun akibat adanya perpecahan menyebabkan Negara Yugoslavia kini tinggal Serbia dan Montenegro saja, pada tanggal 27 April 1992 menegakkan konstitusi baru sebagai Yugoslavia Baru. Proklamasi Republik Yugoslavia yang diumumkan oleh Beograd oleh Bogdana Levakov, pimpinan Majelis Federal Parlemen dihadiri oleh wakil- wakil dari Rusia, Cina dan beberapa Negara anggota non- blok. Tetapi Amerka Serikat dan 11 dari 12 negara anggota ME tidak mengirimkan Diplomatnya. Konstitusi baru Republik Federasi Yugoslavia disetujui oleh Parlemen Serbia dan Montenegro dan terbatas pada wilayah mereka. Ini membuktikan bahwa secara tidak langsung pengakuan atas kemerdekaan Slovenia, Kroasia, Bosnia- Herzegovina. Secara politis suatu kemenangan pasti bagi Negara Slovenia- Kroasia, Bosnia-Herzegovina sendiri.

Sumber buku :
Susanto, Dwi.dkk. 1990. Perubahan Politik di Negara- Negara Eropa Timur. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Hamidi, Rasyid. 1992. Sejarah Eropa Terbaru. Jakarta : IKIP Muhammadiyah

Hamidi, Rasyid. 2001. Lintasan Peristiwa Sejarah Eropa (500SM- Sekarang). Jakart: Uhamka Press

Senin, 27 Mei 2013

Sejarah Eropa Kuno



REVOLUSI INDUSTRI
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sebelum membahas tentang revolusi Industri itu sendiri, kami akan memberikan pengertian revolusi. Revolusi adalah  perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
Setelah mengetahui pengertian dari revolusi itu sendiri, maka adanya revolusi Industri terjadilah perubahan yang terjadi di dalam masyarakat khususnya masyarakat Inggris. Sebelum adanya revolusi industri, tenaga manusia sangatlah menentukan produksi barang namun setelah adanya revolusi industri, tenaga manusia digantikan oleh mesin-mesin sehingga timbulah pengurangan tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran besar-besaran saat itu.
Dengan ditemukannya mesin-mesin oleh para ilmuan seperti james waat maupun james hargreves maka terjadilah suatu perubahan besar dalam industri khususnya masyarakat Inggris. Revolusi Industri ini memberikan dampak ke negara-negara Eropa maupun Asia seperti perancis maupun Indonesia.
B.    

BAB II
PEMBAHASAN

A.                Revolusi Industri
Revolusi Industri terjadi ketika dalam periode antara tahun 1750-1850, yang  di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Sejak dahulu kala manusia selalu  menggunakan alat yang digerakkan oleh tenaga manusia itu sendiri. Berbagai percobaan ilmiah dilakukan seperti yang dilakukan james watt maupun Isaac Merrit Singer. Dengan berbagai percobaan tersebut, mereka menginginkan sebuah mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia tersebut. Setelah  berhasil menemukan mesin sebagai ganti tenaga manusia. Penemuan mesin ini merupakan inti dari revolusi industri. Sesungguhnya kemunculan revolusi industri itu berawal dari kelahiran zaman Renaissans  atau yang dikenal dengan zaman pencerahan. Pada zaman Renaissans ilmu pengetahuan berkembang pesat sehingga memunculkan kreativitas dan inovasi dari para ilmuwan.
 Penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 merupakan titik balik revolusi industri. Dengan penemuan mesin uap oleh James Watt , maka mesin uap digunakan untuk mengerakkan mesin-mesin industri terutama pada pabrik-pabrik tekstil. Revolusi Industri adalah perubahan cara pembuatan barang-barang industri yang semula dikerjakan dengan tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. Revolusi industri ditandai dengan akibat-akibatnya yang revolusioner dalam kehidupan ekonomi,politik,dan sosial.
Revolusi Industri bukanlah suatu proses yang terjadi secara mendadak, melainkan melalui proses sejarah yang terjadi sebelumnya.  Pada masa sebelumnya industri di Inggris masih bersifat rumahan ( home industy ) yang dikerjakan oleh tenaga manusia.
Revolusi Industri dipicu oleh adanya revolusi agraria dalam penyediaan bahan baku wol yang mendorong penemuan mesin-mesin dalam industri tekstil. Penemuan-penemuan baru di bidang industri tersebut menimbulkan perubahan dalam sektor produksii, kualitas, dan kuantitas produksi, tata kerja, serta pemasaran industri. Revolusi industri juga berpengaruh besar dalam kehidupan ekonomi, sosial, dan politik. Berbagai perubahan yang besar dan meluad tersebut berasal dari dunia perindustrian. Oleh karena itu, peristiwa tersebut kemudian di kenal dengan revolusi industri.

B.     Sebab-Sebab Terjadinya Revolusi Industri :
Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya revolusi industri di Inggris, antara lain sebagai berikut:
1)      Kekayaan bahan mentah yang dimilki Inggris, seperti batu bara, biji besi,timah, kaolin,garam dapur, dan wol sebagai bahan mentah.
2)      Penyelidikan ilmiah yang menghasilkan penemuan-penemuan baru oleh lembaga ilmiah Inggris yang bernama Royal Society for Improving Natural Knowledge.
3)      Kemunduran sistem gilda di Inggris yang menyebabkan berkembangnya penemuan-penemuan baru yang memperoleh perlindungan hukum dari negara berupa hak paten.
4)      Inggris memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan sektor industri yang disebarkan melalui Bank of England  kepada para pengusaha industri.
5)      Terjadinya urbanisasi berupa perpindahan warga desa di Inggris meninggalkan daerah pertanian dan menetap di kota-kota untuk menjadi buruh di sektor industri.
6)      Perusahaan-perusahaan dagang Inggris, seperti East Indian Company (EIC) yang beroperasi di Asia dan Plymouth Company di wilayah Amerika yang bertujuan memperlancar sektor industri dalam memperoleh sektor industri dalam memperoleh bahan-bahan mentah dan memasarkan hasil industrinya di luar Inggris.
7)      Adanya penemuan-penemuan baru di dalam bidang teknologi yang memudahkan sistem kerja dan meningkatkan produksi.
Penemuan-penemuan yang mendukung lahirnya revolusi Industri:
·         Kumparan terbang (flying shuttle) ciptaan John Kay (1733). Dengan alat ini proses pemintalan dapat berjalan secara cepat.
·         Mesin pemintal benang (spinning jenny) ciptaan James Hargreves (1767) dan Richard Arkwright (1769). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
·         Mesin tenun (merupakan penyempurnaan dari kumparan terbang) ciptaan Edmund Cartwight (1785). Dengan alat ini hasilnya berlipat ganda.
·         Mesin jahit yang ditemukan oleh Isaac Merrit Singer yang berhasil memperoleh hak paten pada tahun 1815.
·         Cottongin, alat pemisah biji kapas dari serabutnya ciptaan Whitney (1794). Dengan alat ini maka kebutuhan kapas bersih dalam jumlah yang besar dapat tercukupi.
·         Cap selinder ciptaan Thomas Bell (1785). Dengan alat ini kain putih dapat dilukisi pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola cap balok dengan tenaga manusia.
·         Mesin uap, ciptaan James Watt (1769). Dari mesin uap ini dapat diciptakan berbagai peralatan besar yang menakjubkan, seperti lokomotif ciptaan Richard Trevethiek (1804) yang kemudian disempurnakan oleh George Stepenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang yang digerakkan dengan mesin uap diciptakan olehRobert Fulton (1814). Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I'. Penemuan-penemuan baru selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan sebagainya.
·         Benjamin Franklin pada tahun 1706- 1790 berhasil menemukan listrik.
·         Andre Ampere berhasil menemukan alat ukur listrik.
·         Richard Trevithick pada tahun 1804 berhasil membuat lokomotif kereta api yang bergerak dengan tenaga uap air.
·         Robert Fulton pada tahun 1807 berhasil menciptakan kapal uap sekaligus menghilangkan penggunaan tenaga manusia untuk mendayung.
·         Samuel F. B. Morse pada tahun 1837 berhasil menemukan pesawat telegraf. Dan Alexander Graham Bell pada tahun 1876 berhasil menemukan pesawat telepon. Kemudian Gugleimo Marconi mengembangkan pesawat telegraf tanpa kawat pada tahun 1895. Thomas Alva Edison pada tahun 1879 berhasil menemukan lampu pijar.
·         Charles Goodyear pada tahun 1839 berhasil memvulkanisir karet yang dicampur dengan belerang untuk dijadikan bahan karet yang keras.
Selain itu, Revolusi Industri merupakan masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan penemuan-penemuan baru, seperti berikut :
·         Tahun 1750 : Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk melelehkan besi untuk mendapatkan nilai besi sempurna.
·         Tahun 1820 : Symington menemukan kapal kincir.
·         Tahun 1807 : Rober Fulton membuat kapal api yang telah menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan kapal. Kapal itu diberi nama Clermont yang mengarungi Lautan Atlantik pertama kali. Kapal ini berangkat dari Paris dan berlabuh di New York. Selanjutnya , Robert Fulton berhasil membuat kapal perang pertama (1814) yang telah digerakkan oleh mesin uap.
·         Tahun 1804 : Richard Trevethick membuat kapal uap.
·         Tahun 1832 : Samuel Morse membuat telegraf.
·         Tahun 1872 : Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.
·         Tahun 1887 : Daimler membuat mobil.
·         Tahun 1903 : Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat terbang

C.     Tahapan Perkembangan Industri

Secara umum perkembangan perekonomian dunia menuju ke ara Revolusi Industri melalui tahapan sebagai berikut :
a.       Tahap pertama adalah tahap industri rumah tangga atau home industry. Pada tahap ini produksi barang dilakukan di dalam rumah- rumah dan bersifat musiman. Hasil produksi biasanya digunakan untuk kebutuhan sendiri dan dikerjakan secara manual serta tidak terspesialisasi.
b.      Tahap yang kedua adalah tahap industri manufaktur. Dalam tahap ini telah mulai dipekerjakan orang- orang di luar rumah tangga. Penjualan hasil produksi dilakukan sendiri dengan membangun tempat berjualan di depan rumah masing- masing. Dalam tahapan ini muncul istilah Gilda yaitu tempat berkumpulnya ahli- ahli pembuat barang- barang sejenis. Selain itu muncul para tengkulak yang bergerak dalam usaha pemasaran.
c.       Tahap ketiga disebut industri pabrik atau factory industry. Dalam tahap ini masyarakat telah mengenal pabrik dan teknologi mesin industri. Industri tahap ini menerapkan sistem ban berjalan.



D.    Akibat Revolusi Industri

Revolusi industri merupakan sebuah peristiwa yang menandai terjadinya perubahan secara radikal struktur masyarak agraris ke masyarakat industri. Peristiwa ini juga menandai awal penggunaan sarana produksi dari tenaga manusia ke tenaga mesin. Setelah muncul berbagai penemuan, perkembangan perindustrian menjadi tidak terbendung lagi. Industri tumbuh pesat dimana- dimana. Hal ini mempunyai dampak dari revolusi industri antara lain :
a.       Barang- barang industri dapat diproduksi secara massal, sehingga hasil produksi melimpah dan harga barang menjadi murah.
b.      Minimnya ongkos produksi karena murahnya tenaga kerja dari desa
c.       Tingginya tingkat pengangguran.
d.      Terjadi urbanisasi yang besar- besaran karena muncul kota industri.
e.       Sebagian yang datang ke kota tidak memilki keterampilan sehingga para pengusaha memberikan upah yang rendah. Dan ada pula yang menjadi pengangguran karena tidak dapat menampung lagi.
f.       Para pengusaha mempekerjakan para buruh dengan waktu yang panjang yang berakibat pemogokan yang disertai kerusuhan dan pengrusakan lainnya.
g.      Terjadi jurang pemisah antara pengusaha yang berlimpah dalam materi dengan para buruh yang hidup miskin.
h.      Mendorong perkembangan transportasi bukan melalui darat saja tetapi melalui laut dan udara untuk mengangkut hasil produksi ke tempat lain.
i.        Pasar- pasar dalam negeri tidak mampu lagi menyerap barang- barang hasil industri untuk  itu Negara- Negara Eropa memerlukan daerah lain untuk menjadi tempat pemasaran, investasi dan pemasok bahan baku bagi industrinya. Dan dari sinilah muncul era kolonialisme bangsa Eropa di Amerika, Afrika dan Asia.
j.        Timbulnya imprialisme modern, yaitu perluasan daerah jajahan untuk dijadikan sebagai tempat pemasaran hasil industri,sumber bahan mentah, dan tenaga kerja murah.

E.     Revolusi Sosial di inggris
Perkembangan industri di Inggris membawa sejumlah dampak sosial, yang kemudian melahirkan revolusi sosial. Revolusi sosial adalah proses perubahan struktur sosial masyarakat yang berlangsung dengan cepat ke arah yang lebih baik. Terjadinya revolusi sosial disebabkan oleh :
a.       Urbanisasi secara besar- besaran ke kota industri seperti Liverpool dan Manchester menjadi kota yang padat. Mereka tidak memiliki kehidupan yang wajar dan tempat tinggal yang tidak memadai.
b.      Kehidupan para buruh sangat buruk, tuntutan jam kerja dan upah yang diperoleh tidak sebanding.
c.       Perbedaan antara yang kaya dan miskin yang mencolok. Kaum buruh hidup dengan pendapatan yang minimal sedangkan kaum borjuis dan para pemilik modal menikmati hidup yang berlebihan.
Kondisi ini telah menjadi sumber gagasan dari para sastrawan Inggris untuk menuliskan kondisi ketimpangan sosial masyarakat ini. Mereka menulis untuk menyadarkan masyarakat Inggris agar melakukan perubahan. Tulisan yang terkenal saat itu adalah “ Oliver Twist “ yang dituliskan oleh seorang sastrawan Inggris yang bernama Charles Dickens.
Tuntutan perubahan memang semakin lama semakin menguat, sehingga sejumlah Undang- Undang dikeluarkan pemerintah Inggris untuk mengatasi permasalahan- permasalahan sosial yang muncul. Undang- undang yang diterbitkan oleh pemerintah inggris untuk mengatasi permasalah sosial tersebut antara lain :
1.      Catholic Emanscipation Act (1829) adalah sebuah undang- undang yang memberikan hak yang sama bagi penganut agama katolik dan Kristen protestan untuk menjadi pegawai negeri atau anggota parlemen Inggris. Mulanya terdapat larangan bagi para penganut agama katolik untuk menjadi pegawai negeri.
2.      Reform Bill (1832) adalah undang- undang yang menetapkan tata cara baru untuk pemilihan anggota parlemen di Inggris.
3.       Abolition Bill (1833) adalah undang- undang ini berisi penghapusan sistem perbudakan di daerah- daerah jajahan Inggris.
4.      Factory Act (1833) adalah undang- undang yang mengatur penggunaan tenaga kerja anak- anak. Dengan undang- undang ini anak- anak dan perempuan mendapat perlindungan atas pembatasan jam kerja dan larangan diperkerjakan di pertambangan.
5.      Poor Law (1834) adalah undang- undang yang menetapkan pembangunan rumah untuk kaum buruh, pendirian panti- panti sosial untuk para fakir miskin, pengangguran dan bantuan bagi yang lanjut usia.
6.      Combination Law (1824) adalah undang- undang ini telah mendorong pembentukan serikat- serikat pekerja di berbagai kota industri di Inggris. Pada awalnya serikat- serikat pekerja itu hanya menyusun strategi untuk melakukan pemogokan, barulah pada tahun 1851 terbentuk The Amalgamated Society of Engineers yaitu persatuan para ahli teknik yang lebih mengutamakan perundingan- perundingan secara damai.
Berbagai undang- undang yang terbit ini telah menjadi faktor- faktor yang mendorong perubahan sosial yang terjadi di Inggris. Revolusi sosial yang terjadi di Inggris ini telah menjadi pelopor dari gerakan revolusi sosial bagi Negara- Negara di benua lain .


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa terjadinya revolusi Industri karena ditemukan beberapa penemuan seperti mesin uap, mesin jahit dan sejenisnya sehingga tergantilah tenaga manusia. Pada revolusi Industri terkenal dengan zaman mesin karena pada saat itu semuanya digerakkan oleh mesin. Dalam revolusi Industri terjadinya tahap-tahap yaitu Tahap pertama adalah tahap industri rumah tangga atau home industry,Tahap yang kedua adalah tahap industri manufaktur,Tahap ketiga disebut industri pabrik atau  factory industry.
Akibat dari revolusi industri itu sendiri diantara lain adalah  tingginya tingkat pengangguran, melimpahnya barang-barang produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, terdapatnya jurang pemisah antara pengusaha dan buruh. Selain terjadinya revolusi Industri di Inggris, muncul juga revolusi sosial di Inggris. Akibat dari dari revolusi industri itu sendiri. Revolusi sosial terjadi karena adanya proses perubahan struktur sosial masyarakat yang berlangsung dengan cepat ke arah yang lebih baik.  Akibat dari Revolusi Sosial tak jauh beda dari revolusi Industri. Diantaranya dalah Perbedaan antara yang kaya dan miskin yang mencolok, Kehidupan para buruh sangat buruk, Urbanisasi secara besar- besaran ke kota industri.
untuk mengatasi permasalahan- permasalahan sosial yang muncul maka pemerintah Inggris menerbitkan Undang- undang seperti Catholic Emanscipation Act, Reform Bill, Factory Act dan lain-lain.




DAFTAR PUSTAKA
·         Hapsari, Ratna, dkk. 2008. Eksplorasi sejarah Indonesia dan dunia jilid 2. Jakarta: Erlangga.
·         Herimanto. 2009. SEJARAH Pembelajaran Sejarah Interaktif. Jakarta ; Platinum
·         Maryati,kun,Juju Suryawati. 2001. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta; esis





Filsafat Ilmu


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah
Awalnya filsafat hanya terfokus pada kajian filsafat alam dan filsafat manusia. Tetapi seiringnya waktu berjalan, saat ini kajian filsafat tidak hanya terfokus dalam filsafat alam dan filsafat manusia saja tetapi filsafar kebudayaan, filsafat bahasa bahkan filsafat ilmu pengetahuan.
Filsafat Ilmu Pengetahuan adalah salah satu cabang dari filsafat yang sudah diminati sekitar abad ke-17, namun semenjak abad ke-20 filsafat ilmu pengetahuan telah mengalami perkembangan yang besar, sehingga sebagian orang tidak sanggup mengikuti arus perkembangannya karena beragamnya jurusan. Saat ini sudah ada sekitar 230 jurusan. Awalnya ilmu hanya ada dua yaitu ilmu alam dan ilmu sosial. Tetapi sudah berkembang pesat terutama ilmu alam. Semakin banyak jurusan maka semakin spesifik keilmuan saat ini.
1.2   Rumusan Masalah
·         Apa yang dasar- dasar pengetahuan ?
·         Apa pengertian ilmu ?
·         Bagaimana kedudukan dan Pendekatan Filsafat Ilmu Pengetahuan ?
·         Apa yang dimaksud dengan ontologi ?
·         Apa yang dimaksud dengan epistemologi ?
·         Apa yang dimaksud dengan aksiologi ?
1.3   Tujuan penulisan
·         Untuk mengetahui dasar- dasar pengetahuan.
·         Untuk mengetahui pengertian ilmu
·         Untuk mengetahui kedudukan dan pendekatan filsafat ilmu pengetahuan.
·         Untuk mengetahui ontologi.
·         Untuk mengetahui epistemologi.
·         Untuk mengetahui aksiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1   Dasar- dasar Pengetahuan
1.       Penalaran
Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan mengenai baik- buruk, benar- salah, ataupun indah- jelek. Itu sebabnya hewan tentu berbeda dengan manusia. Hewan memiliki penalaran akan datangnya musuh dan hewan hanya mengunakan penalarannya untuk kelangsungan hidup. Sedangkan manusia yang memiliki penalaran, manusia mengunakan penalaran untuk mengatasi kebutuhan akan kelangsungan hidupnya.
Pengetahuan mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Sebab yang kedua, yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantab adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu.[1] Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan akan datangnya bahaya gunung meletus, tetapi hewan hutan yang tinggal di gunung tersebut tidak mampu memberitahu akan datangnya bahaya gunung meletus melalui bahasa yang digunakan ke hewan yang lain. Hewan mampu bernalar saat datangnya bahaya gunung meletus, maka hewan hutan yang tinggal di gunung tersebut akan keluar dari kawasan bahaya tersebut menuju tempat yang aman, tetapi hewan tidak mampu menguak apa penyebab gunung meletus, bagaimana cara mengatasi bahaya tersebut dan lain sebagainya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh manusia bukan hewan.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Benar bagi tiap orang tidaklah sama maka oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda. Kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Penalaran memiliki ciri- ciri tertentu yaitu suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika, dan penalaran adalah sifat analitik dari proses berpikir.[2]
2.       Logika
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika. Terdapat dua jenis cara penarikan kesimpulan yaitu logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus- kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan logika deduktif yang membantu kita dalam penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).[3]
3.       Sumber pengetahuan
Segala sesuatu harus diragukan terlebih dahulu atau biasa disebut dengan apriori. Kebenaran merupakan realitas yang didalamnya tidak ada keraguan. Terdapat cara manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu dengan cara rasio dan pengalaman. Yang pertama beranggapan bahwa kebenaran hanya dapat diperoleh melalui rasio dengan merenungkan segala realitas yang ada disekeliling. Yang kedua beranggapan bahwa kebenaran yang berupa pengetahuan itu hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan bukan melalui penalaran rasional yang abstrak tetapi melalui pengalaman yang konkret. Ada cara lain untuk mendapatkan pengetahuan yaitu dengan cara intuisi dan wahyu. Intuisi adalah pengetahuan yang didapat tanpa melalui penalaran tertentu yang bersifat personal dan tidak bisa di ramalkan. Sedangkan wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia melalui para nabi- nabi.
4.       Kriteria kebenaran
Terdapat tiga teori kebenaran antara lain :
a.       Teori Koherensi
Teori koherensi adalah suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Sebagai contoh semua makhluk hidup pasti akan mati, maka manusia juga akan mati. Karena manusia termasuk makhluk hidup.
b.      Teori Korespondensi
Teori korespondensi adalah pernyataan dianggap benar jika berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Sebagai contoh ibukota Negara Amerika Serikat adalah Washington DC. Pernyataan tersebut benar karena sesuai dengan kenyataan yang ada. Ibukota Negara Amerika Serikat bukan London tetapi Washington DC.
c.       Teori Pragmatis
Teori pragmatis adalah pernyataan dianggap benar jika proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan fakta- fakta yang mendukung.
2.2   Ilmu
a.       Pengertian ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa arab yaitu alima yang mempunyai arti pengetahuan. Ilmu mempunyai kategori isi yang berupa hipotesis, teori dan dalil hukum. Ilmu merupakan perkembangan lanjutan dari pengetahuan indera. Jenis- jenis ilmu antara lain :
1.       Ilmu praktis adalah ilmu yang tidak hanya hukum umum dan abstrak, tidak berhenti pada teori dan menuju ke dunia kenyataan yang mempelajari hubungan sebab akibat.
2.       Ilmu praktis normatif adalah ilmu yang memberikan ukuran- ukuran dan norma- norma.
3.       Ilmu praktis positif adalah ilmu yang lebih khusus memberikan norma- norma untuk melakukan tindakan agar mencapai hasil tertentu.
4.       Ilmu spekulatif- ideografis adalah ilmu yang mengkaji kebenaran objek dalam wujud nyata ruang dan waktu tertentu.
5.       Ilmu spekulatif-nomotetis adalah ilmu yang mendapatkan hukum umum atau generalisasi substantif .
6.       Ilmu spekulatif- teoritis adalah ilmu untuk memperoleh kebenaran dari keadaan atau peristiwa tertentu.[4]
Ilmu dan filsafat sama- sama mencari pengetahuan yang benar. Tetapi terdapat perbedaan antara pengetahuan filsafat dan pengetahuan ilmu yaitu pengetahuan filsafat bersifat menafsirkan sedangkan pengetahuan ilmu bersifat melukiskan.
b.      Tiga tahap kerja ilmu
Tiga tahap kerja ilmu bagi para ilmuwan antara lain :
1.       Mengumpulkan data- data yang bersifat fakta- fakta.
2.       Pelukisan fakta dengan cara memberikan definisi umum, melakukan analisis fakta- fakta, dan mengklasifikasikan fakta- fakta.
3.       Penjelasan fakta- fakta dengan cara menentukan sebab- sebab terjadinya, dan merumuskan hukum.
Kebenaran ilmu ditentukan oleh sejumlah kriteria yaitu hipotesa atau dugaan pikiran yang berarti mengumpulkan data- data kemudian dilakukan hipotesa, apabila hipotesa telah logis dan sudah diuji maka mendapatkan teori. Ilmu disusun haruslah sistematis, teratur, dan dapat teruji kebenarannya. Kebenaran ilmu sepanjang pengalaman sedangkan kebenaran filsafat sepanjang pemikiran. Ilmu mencari pengetahuan dari segi tertentu atau bidang- bidang khusus, sedangkan filsafat mencari pengetahuan dari semua segi atau secara menyeluruh.
c.       Hubungan antara filsafat dengan ilmu
Hubungan filsafat dengan ilmu menurut pandangan kaum filosof sekarang yaitu:
1.       Hubungan erat antara keduanya. Perkembangan ilmu haruslah bersama- sama dengan filsafat, bahkan ada yang menyamakan ilmu dengan filsafat.
2.       Filsafat tidak berkait dengan ilmu. Ia otonom dan tidak mau diperalat oleh ilmu. [5]
Pandangan pertama beranggapan bahwa filsafat haruslah bedasarkan fakta- fakta penelitian ilmiah, jika tidak berdasarkan fakta penelitian ilmiah maka pernyataan itu tidak bernilai. Dan ada yang beranggapan bahwa filsafat adalah membentuk fundamental ilmu dengan cara analisis- analisis logis dan metode- metode yang dipakai oleh ilmu. Dengam demikian filsafat merupakan riset dari epistemologi. Sedangkan pandangan kedua beranggapan bahwa filsafat itu otonom, tidak ada keterkaitan antara filsafat dengan ilmu bahkan keduanya saling- tantang.

2.3   Kedudukan dan Pendekatan Filsafat Ilmu Pengetahuan
a.       Kedudukan Filsafat Ilmu Pengetahuan dalam Sistematika Filsafat
Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dibagi menjadi dua jenis yaitu pengetahuan yang berasal dari diri manusia itu sendiri dan pengetahuan yang berasal dari luar manusia atau biasa disebut dengan wahyu. Teradapat tiga kategori pengetahuan yaitu :
1.       Pengetahuan indera adalah kemampuan manusia yang dapat melihat, mendengar, peka terhadap sentuhan, dapat mencium sesuatu dan dapat merasakan rasa itu merupakan pemikiran langsung yang bertumpu pada panca indera dan batasnya sampai kepada segala sesuatu yang tidak terperangkap oleh panca indera.
2.       Pengetahuan ilmu adalah manusia berpikir kemudian hasil pemikirannya dilakukan eksperimen. Setelah itu dilakukan dengan sistematika dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannyayang bertumpu pada kegiatan otak dan tangan dan batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian.
3.       Pengetahuan filsafat adalah manusia memikirkan segala sesuatu secara sistematika, radikal dan universal bertumpu pada otak saja dan batasnya adalah batas alam, namun manusia mencoba memikirkan diluar alam yaitu agama Tuhan .[6]
Kedudukan filsafat pengetahuan adalah menyoroti gejala pengetahuan manusia berdasarkan sudut sebab- musabab pertama. [7] Seperti pokok pembahasannya apa pengetahuan itu benar, dapat dipercaya, tidak berubah- ubah ataupun berkembang, jika pengetahuan berkembang seperti apa perkembangan pengetahuan itu sendiri, jika pengetahuan itu benar apa yang bukti bahwa pengetahuan itu benar, jika pengetahuan itu dapat dipercaya apa sebab pengetahuan itu dapat dipercaya, jika pengetahuan tidak berubah- ubah apa penyebab itu terjadi. Segala sesuatunya harus berdasarkan sebab akibat.
Apa yang disebutkan diatas merupakan gejala pengetahuan yang dapat dilihat sebagai objek material filsafat pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai pengetahuan yang diatur berdasarkan sistematika dengan langkah- langkah pencapaiannya serta dapat dipertanggung jawabkan secara benar dan teoritis. Ilmu pengetahuan terbagi atas ilmu alam dan ilmu kemanusiaan. Sedangkan filsafat ilmu pengetahuan dibedakan menurut bidang ilmu pengetahuan yang disoroti dan melihat dari hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Dan kesemuanya harus berdasarkan sebab akibatnya.
b.      Pemahaman tentang Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan bertitik pada gejala “kesadaran akan pengetahuan” yang mempunyai arti setiap tindakan dari pengetahuan secara tersirat. Jika unsur pengetahuan diungkapkan secara tersurat maka itu yang disebut refleksi. Berkat refleksi, pengetahuan yang walnya bersifat spontan jika ditelusuri secara lebih lanjut dengan cara sistematika akan menghasilkan ilmu yang dapat dipertanggung jawabkan. Ilmu pengetahuan akan lebih masuk akal jika hal tersebut dilakukan secara sistematika dan teoritis.
Hasil pengetahuan semakin mengorbankan sifat konkret pengetahuan langsung demi semakin nampaknya suatu susunan menyeluruh yang bersifat abstrak.[8] 
Ilmu pengetahuan dicirikan sebagai usaha untuk mengumpulkan hasil pengetahuan secara teratur dan sistematis, berkat adanya refleksi. Pengungkapan hasil itu terjadi dalam macam- macam model, yang dapat digolongkan menjadi dua model dasar, yaitu model aposteriori dan model apriori. Model apriori sudah dirintis Plato, sedangkan Aristoteles mengutarakan suatu model ilmu di mana sebagai hasil pemeriksaan aposteriori diperoleh suatu “pengetahuan melalui sebab musabab”, yang faham apriorinya mencari ciri khas ilmu.[9]
Cara kerja aposteriori ilmu- ilmu empiris sering diberi nama “induksi” (cara kerja induktif) sedangkan cara kerja apriori ilmu- ilmu pasti biasanya diberi nama deduksi (cara kerja deduktif). Dalam logika, kita menjumpai bahwa deduksi diberi batasan sebagai penalaran dengan kesimpulan yang wilayahnya lebih sempit daripada wilayah premisnya, sedangkan induksi adalah penalaran dengan kesimpulan yang wilayahnya lebih luas daripada wilayah premisnya.[10]
c.       Filsafat Ilmu Pengetahuan
Filsafat pengetahuan memeriksa sebab yang bermula pada kehidupan sehari- hari. Filsafat pengetahuan selalu mencari tahu mengenai kebenaran, kepastian, yang kemudian melalui tahap selanjutnya yaitu objektivitas, abstraksi, intuisi dan dan mempertanyakan dari mana asal pengetahuan dan ke arah mana pengetahuan itu berada.
Filsafat ilmu pengetahuan mempunyai cara yang sama seperti pengetahuan, tetapi terdapat perbedaan yang mendasar mengenai filsafat ilmu pengetahuan yaitu sifat teratur, dan sistematis dalam ilmu pengetahuan agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan secara teoritis.
d.      Cara Kerja Filsafat Ilmu Pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuan mempunyai wilayah yang lebih luas daripada penyelidikan tentang cara kerja ilmu-ilmu. Filsafat ilmu pengetahuan memiliki tugas meneliti dan menggali sebab- musabab pertama dari gejala ilmu pengetahuan. Diantaranya paham tentang kepastian, kebenaran, dan objektivitas. Cara kerja filsafat ilmu yaitu bertitik pangkal pada gejala ilmu- ilmu pengetahuan, mengadakan reduksi ke arah intuisi yang ada dalam ilmu- ilmu pengetahuan, sehingga kegiatan ilmu- ilmu dalam pelaksanaannya dapat dimengerti sesuai dengan kekhasannya masing- masing.





2.4   Ontologi : Hakikat Apa yang Dikaji
1.       Metafisika
Tafsiran metafisika yang pertama yang diberikan manusia terhadap alam semesta ini bahwa ada wujud- wujud yang bersifat gaib atau supranatural yang melebihi kekuatan manusia. Mereka beranggapan bahwa roh- roh yang sudah meninggal menempati suatu benda seperti pohon, batu, air terjun dan lain- lain yang disebut kepercayaan animisme. Bertolak belakang dengan pandangan yang pertama, ada yang beranggapan bahwa alam semesta ini tidak mendapat pengaruh dari hal- hal gaib melainkan kekuatan dari alam sendiri yang dapat dipelajari atau bisa disebut dengan orang yang berpaham naturalisme dan materialisme.
2.       Asumsi
Asumsi terhadap ilmu salah satunya adalah Paham determinisme dikembangkan oleh William Hamilton (1788-1856) dari doktri Thomas Hobbes (1588-1679) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat empiris yang dicerminkan oleh zat dan gerak yang bersifat universal. Aliran filsafat ini merupakan lawan dari paham fatalisme yang berpendapat bahwa segala kejadian ditentukan oleh nasib yang telah ditetapkan lebih dulu. Paham determinisme bertentangan dengan paham pilihan bebas yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihannya tidak terikat kepada hukum alam yang tidak memberi alternatif. Jadi ilmu sebagai pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam memecahkan masalah praktis sehari- hari, tidaklah perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang berfungsi memberikan pedoman terhadap hal- hal yang paling hakiki dari kehidupan ini. Walaupun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi, sebab pengetahuan yang bersifat personal dan individual seperti upaya seni, tidaklah bersifat praktis. Jadi diantara paham determinisme dan pilihan bebas, ilmu menjatuhkan pilihannya terhadap penafsiran probabilistik. [11]
3.       Peluang
Didalam sebuah acara berita, biasanya kita menemukan ramalan cuaca. Di dalam ilmu ramalan cuaca, maka Jakarta akan turun hujan dengan intensitas hujan lebat. Jika pada hari itu ternyata Jakarta tidak hujan, jangan salahkan ilmu. Ilmu hanya dapat memperkirakan akan datangnya hujan 0,8. Jika tidak hujan maka 0,2.
4.       Beberapa asumsi dalam ilmu
Dalam mengembangkan asumsi maka harus memperhatikan beberapa hal yaitu asumsi harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian disiplin keilmuan yang merupakan telaah ilmiah, asumsi harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya” bukan “bagaimana keadaan yang seharusnya” yang merupakan telaah moral.
5.       Batas- batas penjelajahan ilmu
Awalnya ilmu hanya terdiri dari ilmu alam dan ilmu sosial. Seiring dengan perkembangan zaman, maka berkembang hingga 650 cabang keilmuan. Untuk orang awam 650 cabang keilmuan mereka tidak mengetahui. Ilmu dapat berkembang karena keingintahuan manusia. Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia yang disebabkan oleh metode yang dipergunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris. Ilmu yang bercabang menyebabkan pendangkalan pada ilmu maka diperlukan solusi yaitu pendekatan multi- disiplin dan pendekatan inter- disiplin. Namun tidak mengamburkan otonom disiplin keilmuan dari masing- masing ilmu.

2.5   Epistemologi : Cara Mendapatkan Pengetahuan yang Benar
1.       Jarum sejarah pengetahuan
Zaman dahulu, seorang kepala suku dapat menjadi penghulu, seorang dukun, berdagang dan lain sebagainya. Tetapi untuk zaman sekarang kenyataan tersebut sudah tidak bisa lagi karena bidang keilmuan yang sudah berkembang menjadi 650 cabang keilmuan sehingga spesialisasi pekerjaan semakin sempit. Jika kita ingin membangun sebuah gedung perkantoran, maka harus memperhatikan tata guna lahan, fungsi lahan, sistem drainase lahan, sistem ketahanan bangunan dan banyak lagi.
2.       Pengetahuan
Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Kebanyakan pengetahuan diperoleh melalui pengalaman yang bersentuhan dengan panca indera. Jika es dipanaskan maka es tersebut akan berubah menjadi air. pengetahuan yang demikian itu dimiliki manusia karena ia mempergunakan pengalaman yang diolahnya lebih lanjut- yang dipikirkan kata orang- tidak semuanya dengan pengalaman dan pikirannya sendiri, kerapkali juga mempergunakan pengalaman dan pikiran orang lain. Dengan sadar diusahakan untuk mengetahui sebenar- benarnya, diusahakan benar supaya isi pengetahuan itu sesuai dengan hal yang diketahui (objeknya). Dengan demikian pengetahuan mengejar dengan sadar kebenaran, tidaklah terutama menghiraukan kegunaannya dalam hidup sehari- hari. Pengetahuan dalam usahanya tidaklah puas dengan cara yang serba kebetulan, melainkan berusaha pula mencari jalan tertentu untuk mempermudah diri mencapai tujuannya. Ia bekerja menurut jalan (Yunani:hodos) tertentu, maka dari itu pengetahuan yang tadi di sebut mempunyai metodos. Manusia selalu waspada supaya pengetahuannya itu sesuai dengan objek serta hasil- hasilnya dikumpulkan dengan susunan tertentu pula sehingga semuanya itu merupakan keseluruhan yang tersusun dengan teratur, inilah yang disebut sistem. Pengetahuan memiliki sistem. Jadi pengetahuan kalau dibandingkan dengan ilmu merupakan biji. Kalau biji itu sudah tidak lagi terpendam, melainkan sudah muncul (sadar), berkembang dengan teratur (bermetodos) serta terpelihara baik (bersistem) maka adalah ilmu.[12]
3.       Metode ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat- syarat tertentu. Syarat- syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode ilmiah.[13] Alur berpikir yang tercakup dalam metode ilmiah terdiri atas beberapa langkah yang mencerminkan tahap- tahap dalam kegiatan ilmiah yaitu perumusan masalah, penyusunan kerangka berpikir, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Jadi proses berikir seorang ilmuan dimulai dari ragu- ragu.
4.       Struktur pengetahuan ilmiah
Sebuah hipotesis yang telah teruji kebenarannya dan telah diakui sebagai pernyataan pengetahuan ilmiah yang baru dan memperkaya khasanah ilmu yang telah ada sebelumnya. Secara garis besar maka terdapat empat jenis pola penjelasan, yaitu :
a.       Penjelasan deduktif adalah menggunakan cara berpikir deduktif untuk menjelaskan sesuatu gejala dengan menarik kesimpulan secara logis dari premis- premis yang ada sebelumnya.
b.      Penjelasan probabilistik adalah penjelasan secara induktif dari sejumlah kasus dengan tidak memberi kepastian. Penjelasan bersifat peluang.
c.       Penjelasan fungsional atau teleologis adalah penjelasan yang meletakkan unsur dalam kaitannya dengan sistem secara keseluruhan yang mempunyai karakteristik atau arah perkembangan tertentu.
d.      Penjelasan genetik adalah menggunakan faktor yang terjadi sebelumnya dalam menjelaskan gejala yang muncul kemudian.

2.6   Aksiologi : Nilai Kegunaan Ilmu
1.       Ilmu dan moral
Ilmu telah membawa manusia untuk memenuhi kebuhan hidup dapat tercapai dengan mudah dan cepat. Ilmu bukan hanya menguasai alam tetapi juga menerangi sesama manusia. Manusia cenderung untuk menyesuaikan diri dengan teknologi yang ada oleh karena sebab itu manusia kehilangan sebagian rasa kemanusiaanya. Ilmu tak jarang digunakan untuk yang tidak baik seperti pembuatan nuklir, dan sarana yang memadai untuk perang. Seharusnya masyarakat dapat mempergunakan teknologi secara baik dan untuk keperluan yang baik bukan untuk disalahgunakan.
Dihadapkan permasalahan moral dalam menghadapi ilmu dan teknologi yang bersifat merusak, maka ada dua golongan pendapat. Golongan pertama yaitu ilmu harus bersifat netral terhadap nilai- nilai baik secara ontologi maupun aksiologi. Pendapat kedua yaitu sikap netral pada ilmu hanya terbatas pada metafisika keilmuan, sedangkan dalam penggunaan, pemilihan objek penelitian maka haruslah berlandasakan asas moral. Masalah moral tidak terlepas dengan tekad manusia untuk mencari kebenaran. Sebab untuk menemukan kebenaran dan mempertahankan kebenaran diperlukan keberanian moral.
2.       Tanggung jawab sosial ilmuwan
Penciptaan ilmu bersifat individual tetapi komunikasi dan penggunaan ilmu bersifat sosial. Seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial yang dipikulnya. Bukan saja karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang terpenting adalah dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Seorang keilmuan bertanggung jawab terhadap produk keilmuan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Ruang lingkup yang menjadi tanggung jawab seorang ilmuwan maka hal ini dikembalikan kepada hakikat ilmu itu sendiri. Sikap sosial seorang ilmuwan adalah konsisten dengan proses penelaahan keilmuan yang dilakukan.















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengetahuan dapat diperoleh melalui berbagai hal diantaranya melalui panca indera. Pengetahuan dapat dikembangkan menjadi sebuah ilmu jika pengetahuan itu dapat diteliti, sistematis, dan dapat diuji kebenarannya secara teoritis. Manusia sebagai makhluk yang bisa berpikir harus bangga terhadap hasil karyanya karena manusia bisa menciptakan ilmu. Ilmu telah mampu menguasai alam dan juga membantu sesama manusia. Tetapi ilmu dan teknologi sudah disalahgunakan. Karena ilmu dan teknologi telah menguasai alam, manusia serakah terhadap alam, mengeksploitasi alam, mementingkan kepentingan manusia tanpa memperhatikan keseimbangan alam. Terbukti dengan pemanasan global.
Seharusnya kita sebagai manusia harus bisa mempergunakan ilmu dan teknologi dengan sebaik- baiknya. Agar bisa menghargai alam bukan hanya menguasai alam semesta.









DAFTAR PUSTAKA
1.       C. Verhaak dan R. Haryono Imam. 1989. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:PT Gramedia.
2.       Dr. Anton Bakker dan Drs. Achmad Charris Zubair. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
3.       Jujun S. Suriasumantri. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
4.       Prof. I.R. Poedjawijatna. 2002. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta.
5.       Sidi Gazalba. 1990. Sistematika Filsafat. Jakarta : PT Bulan Bintang.



[1] Jujun S. Suriasumantri. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hlm 40
[2] Jujun S. Suriasumantri. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hlm 42-43
[3] Ibid., hlm 46-48.
[4] Sidi Gazalba. 1990. Sistematika Filsafat. Jakarta : PT Bulan Bintang. hlm 40-41

[5]Sidi Gazalba. Ibid. hlm 53

[6] Sidi Gazalba. 1990. Sistematika Filsafat. Jakarta : PT Bulan Bintang. hlm 4-8
[7] C. Verhaak dan R. Haryono Imam. 1989. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:PT Gramedia. hlm 3
[8] Ibid., hlm 8
[9] C. Verhaak dan R. Haryono Imam. Ibid. hlm 12
[10] C. Verhaak dan R. Haryono Imam. Ibid. hlm 17

[11] Jujun S. Suriasumantri. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hlm 75-77

[12] Prof. I.R. Poedjawijatna. 2002. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta. hlm 4-6
[13] Jujun S. Suriasumantri. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. hlm 119