REVIEW
MENGENAI ETNOGRAFI
PENGERTIAN,
KONSEP, DAN TEKNIK
A.
ETNOGRAFI DAN
FIELDWORK
1.
Pengertian
Etnografi
Dilihat dari asal katanya, etnografi berasal
dari bahasa yunani kuno yakni ethnos yang berarti bangsa dan graphy
yang berarti deksripsi atau pelukisan. Dengan demikian dilihat dari
asal katanya etnografi mempunyai
pengertian pelukisan mengenai bangsa-bangsa. Kegiatan ini dilakukan dalam
bentuk catatan- catatan perjalanan para pelaut dagang bangsa eropa barat,
tulisan para pendeta penyebar agama Kristen dan katolik, para pegawai
pemerintahan jajahan atau para ahli eksplorasi yang membuka daerah- daerah
baru, tentang cara- cara hidup dan kebudayaan bangsa- bangsa di luar bangsa
eropa. Etnografi diartikan juga sebagai
tipe penelitian dimana data utama diambil dari tangan pertama dan pada setting
yang sifatnya lokal.
Pendapat para ahli diantaranya :
Ë Menurut David M. Fetterman ( 1989: 9)
etnografi adalah suatu penjelajahan ambisius ke dalam dunia interaksi social
yang sangat kompleks yang memakan waktu berhari- hari.
Ë Menurut Koentjaraningrat ( 1986: 4.11 )
meliputi (1) lokasi, lingkungan alam dan demografi,(2) asal mula dan sejarah
suku bangsa,(3) bahasa, (4) sistem teknologi, (5) sistem ekonomi, (6)
organisasi sosial, (7) sistem pengetahuan, (8) sistem religi, (9) kesenian dan (10)
perubahan kebudayaan.
Yang jelas penelitian etnografi merupakan
penelitian yang berupaya untuk mendeskripsikan
kebudayaan, yang mencakup kajian tentang nilai dan pranata yang ada pada
masyarakat yang diteliti. Mekanisme yang di gunakan dalam penelitian dalam
penelitian etnografi adalah dengan cara
peneliti tinggal bersama dengan subyek ( kelompok masyarakat) yang dikajinya.
Dengan tinggal bersama dan berpartisipasi
dalam kegiatan masyarakat yang diteliti, maka peneliti menjadi mudah untuk
mempelajari kebudayaan masyarakat yang di telitinya. Yang harus dimengerti
benar adalah walaupun peneliti etnografi berada pada posisi sebagai orang yang
sedang melakukan penelitian, tetapi dia sebenarnya bukan berada pada posisi
orang yang sedang mengkaji orang (studying
from people ) melainkan orang yang sedang belajar dari orang lain ( learning from people )
2.
Penelitian
Lapangan ( Fieldwork)
Dalam penelitian etnografi, fieldwork adalah
jantungnya penelitian. Dimana seorang peneliti akan memperkuat hipotesanya
walaupun hipotesa ini bersifat tentatif, artinya dapat berubah. Dalam melakukan
fieldwork ini peneliti memulainya dengan survei untuk mempelajari elemen-
elemen dasar dari subjek penelitiannya, seperti bahasa lokal, hubungan
kekerabatan, data sejarah serta struktur dan fungsi dari kebudayaan subjek
penelitian tersebut.
Pada periode survei ini, yaitu ketika peneliti
baru pertama kali tiba dilapangan penelitian, barangkali peneliti akan merasa
kebingungan dan frustasi karena dia harus menghadapi suatu situasi dan kondisi
yang benar- benar baru dan asing baginya.
Elemen
penting dari fieldwork adalah mengamati, bertanya ( mewawancarai ) dan
menuliskan apa yang dilihat dan didengar.
B.
KONSEP DAN TEKNIK
ETNOGRAFI
Konsep- konsep dalam etnografi antara lain :
Ø Kebudayaan
Definisi tentang
kebudayaan biasanya dibedakan dalam dua kelompok perspektif besar, yaitu perspektif materialisme dan ideasionalisme.
Perspektif materialisme melihat kebudayaan
sebagai tingkah laku manusia. Perspektif ideasionalisme mengartikan
kebudayaan sebagai sejumlah ide,
kepercayaan, dan pengetahuan yang mengkarakteristik kelompok masyarakat
tertentu.
Ø Perspektif holistik
Peneliti
etnografi menggunakan cara pandang holistik untuk memperoleh gambaran yang
komprehensif tentang kelompok masyarakat yang ditelitinya. Orientasi holistik ini memaksa peneliti untuk melihat gejala sosial
yang ditelitinya jauh melampaui kerangka budaya maupun kejadian ( event ) yang
ditelitinya.
Ø Kontekstualisasi
Kontekstualisasi data adalah penempatan
observasi pada perspektif yang luas.
Jadi disini observasi pada satu masalah menurut observasi pada beberapa aspek
yang relevan untuk menghindari kesalahan dalam melihat permasalahan.
Ø Perspektif emik
Perspektif emik yaitu cara pandang tentang
realita yang berasal dari orang dalam ( insider ) merupakan intisari dari
penelitian etnografi. Perspektif orang
dalam tentang realita ini merupakan instrumen untuk memahami dan
mendeskripsikan secara akurat situasi dan perilaku subjek penelitian.
Ø Perspektif etik
Perspektif etik berasal dari sudut pandang
ilmuawan sosial. Sehubungan
dengan perspektif ini, peneliti etnografi terbagi dalam dua kelompok
kecenderungan yaitu satu pihak cenderung menyadarkan kajiannya pada perspektif
emik dan menggunakan perspektif ideasional dan phenomenology dalam analisanya,
sedangkan pihak yang lain cenderung menyadarkan kajiannya pada perspektif etik
dan menggunakan perspektif materialisme dan positivistik pada analisanya.
Ø Nonjudgmental orientation
Sehubungan dengan
hal ini nonjudgmental orientation
menolong peneliti etnografi untuk terhindar dari perbuatan penilain yang tidak
tepat dan tidak akurat tentang apa yang telah mereka observasi. Untuk itu
peneliti tidak boleh membuat penilaian yang bersifat personal.
Ø Perbedaan inter dan intrabudaya
Perbedaan interkebudayaan mengacu pada perbedaan antara dua kebudayaan
, sedangkan perbedaan intrakebudayaan
mengacu pada perbedaan- perbedaan di antara sub kebudayaan yang ada dalam suatu
kebudayaan. Perbedaan interkebudayaan mudah untuk dilihat, karena kita bisa
membedakan elemen- elemen yang ada pada satu kebudayaan dengan kebudayaan
lainnya. Sedangkan perbedaan intrakebudayaan seri kali kita terlewatkan.
Ø Struktur dan fungsi
Struktur dan
fungsi adalah konsep yang biasanya ada pada penelitian tentang organisasi sosial.
Struktur mengacu pada konfigurasi ( susunan ) kelompok misalnya struktur
kekerabatan tapanuli, struktur politikpada masyarakat bali dan lain- lain.
Fungsi mengacu
pada hubungan sosial diantara anggota- anggota kelompok.
Ø Simbol dan ritual
Simbol
adalah ekspresi dari arti/ makna yang menimbulkan perasaan dan pemikiran yang
kuat. Simbol itu sendiri adalah bagian dari kehidupan keseharian.
Ritual
adalah pola- pola dari tingkah laku simbolik yang memerankan baik bagian
kehidupan yang sifatnya maupun yang profane.
Ø Kajian makro dan mikro
Kajian mikro
adalah pandangan yang dekat ( close up view ) atas suatu unit sosial yang kecil
atau aktivitas yang dapat diidentifikasi di dalam unit sosial tersebut. Kajian makro berfokus pada gambaran yang
besar.
Ø Operationalisme
Operationalisme secara sederhana diartikan
sebagai pendefinisian satu istilah dan metode pengujiannya. Pengujian ini bisa
dilakukan melalui pengajuan atas pernyataan yang relevan.
3.
Teknik etnografi
Menurut Conrad P. Kottak ( 1991: 23 )
karakteristik teknik lapangan dalam etnografi meliputi hal- hal berikut ini :
1) Pengamatan yang bersifat langsung dan dari
tangan pertama terhadap perilaku harian, termasuk di dalamnya observasi partisipasi
2) Percakapan dalam bentuk yang bermacam- macam,
bisa berupa obrolan dalam rangka raport dan perantara untuk masuk pada
wawancara berstruktur maupun wawancara tidak berstruktur
3) Jadwal wawancara untuk menyakinkan bahwa
informasi yang sifatnya lengkap dan dapat dibandingkan tersedia untuk setiap
orang yang berminat mempelajari
4) Metode genealogi
5) Pekerjaan detil dengan informan yang bagus (
well- informed informants ) tentang wilayah tertentu dalam kehidupan komunitas
6) Wawancara mendalam, penting untuk mencari data
tentang life histories dari orang- orang tertentu
Teknik- teknik dalam etnografi antara lain :
v Pengamatan ( observasi )
Pengamatan
dibutuhkan dalam rangka untuk memahami apa yang dilakukan oleh anggota
masyarakat yang diteliti, untuk mengidentifikasi pranata social mana yang
dominan dan penting bagi masyarakat dan untuk mengkaji hubungan sebab akibat
dari gejala social yang diamatinya.
v Percakapan dan wawancara
Berpartisipasi
dalam kehidupan local berarti peneliti etnografi secara konsisten bercakap-
cakap dengan orang dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang diamatinya.
v Metode genealogi
Metodeini
dikembangkan dalam rangka keperluan antropolog meneliti tentang prinsip-
prinsip kekerabatan, keturunan, dan perkawinan yangmerupakan bangunan social
dari masyarakat nonindustri. Hal ini karena warga masyarakat nonindustri
kebanyakan membangun hubungan social dengan para kerabatnya sehingga masyarakat
ini diklasifikasikan ke dalam masyarakat atas dasar kekerabatan.
v Metode life history
Metode life history
digunakan peneliti untuk mendeskripsikan bagaimana reaksi individu terhadap
perubahan yang terjadi pada masyarakatnya.
v Free- ranging, holistik investigation
Secara tradisional, peneliti etnografi
disyaratkan untuk meneliti kebudayaan diluar kebudayaannya secara bulat dan
utuh, atau paling tidak semampu yang bisa dikerjakannya.
terima kasih jawabannya, sangat membantu sekali. sudah 5 hari saya cari jawabannya ini baru dapat, artikelnya sangat membantu.
BalasHapus